28 May 2011

curcol singkat

Topik miniskripsi saya soal cinta, ho oh cinta, silakan deh ketawa. Sudah banyak yang mentertawakan saya karena saya nulis soal cinta. Banyak juga yang geleng-geleng kepala ketika tahu saya nulis soal cinta pada pasangan yang berbeda keyakinan/agama. Kenapa saya nulis soal itu? Karena saya tertarik. Kenapa ya nggak ada kelas filsafat cinta? Kan bagus tuh kalau diadakan, biar ada kesan baru buat departemen filsafat, ga melulu berat topiknya, tapi juga bisa mellow. Eaaak. Bukan bisa mellow, tapi juga bisa membahas pandangan filosofis pada sesuatu yang dekat dengan keseharian manusia, cinta.

Isi miniskripsi saya apa sih? Tidak mau saya buka di sini sampai saya sendiri memutuskan untuk menuliskannya di sini. Senang sekaligus prihatin mengetahui berbagai respon dari topik miniskripsi saya. Well, subjektivitas itu memperkaya diri (saya). Yang pasti, karena topik ini dan respon yang saya peroleh, saya jadi semakin tahu dan yakin, bahwa iman memang sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat ketika seseorang memutuskan untuk ber-Tuhan. Namun di sisi lain, ketika saya memperoleh respon yang negatif, saya jadi berpikir, kemana rasio ketika iman menjadi landasan? Mengapa iman yang dijadikan landasan terkesan mengekang rasio?

Saya orang beriman, saya juga orang berasio, saya (selalu) berusaha (untuk) seimbang.

No comments:

Post a Comment