05 December 2010

Cinta Butuh Pengorbanan

Cinta memerlukan pengorbanan.
(Kata siapa? Kata saya tuh barusan)
Siapa sih yang ngga pernah ngerasain beratnya mengorbankan sesuatu?
Apalagi ini demi cinta. *huff*
Berat banget pastinya.

Tapi apa benar cinta selalu membutuhkan pengorbanan?
Yah, kalau mau dilihat secara jelas, tentu saja pacaran mengeluarkan materi kan?
Uang untuk traktir si pacar, uang untuk ongkos anter-jemput pacar, uang untuk ongkos ketemu pacar, uang buat beli pulsa untuk sms-an atau telpon-telponan sama pacar, dll.
Uang, uang, dan uang. Jelas kan kalau cinta memerlukan pengorbanan? (dalam hal ini uang) :p

Lalu apa pengorbanan dalam cinta hanya sebatas uang saja?
Oh, tentu tidak.
Masih banyak bentuk pengorbanan lain. Apa lagi?
Pengorbanan waktu?

Oh, iya ya. Pengorbanan waktu. Bisa aja akan waktu kita buat pacaran itu bisa kita pakai untuk ngerjain hal-hal lain, misalnya : ngerjain tugas, bantuin mama, nemenin papa, dll.
Atau mungkin kita mengorbankan waktu kita untuk bertemu pacar kita?
Mau dibolak-balik, sama saja kan? Kita rela mengorbankan waktu kita buat cinta.

Apa cuma segitu? Jangan lupa sama pengorbanan rasa!
Pengorbanan rasa? Hmm. Apaan tuh?
Siapa sih yang nggak pernah makan ati? Bukan Ati-Ampela yaa!
Tapi HATI! MAKAN HATI! *ih, hati kok dimakan*
Siapa sih yang nggak pernah makan yang satu ini?
Cuma karena hal sepele, kadang kita harus menelan rasa sakit hati yang disebabkan oleh kekasih hati. *sigh*
Meski ntar baikan lagi, tapi tetap saja kan terkadang kita harus mengorbankan perasaan kita buat orang yang kita cintai?

Pengorbanan rasa ini bisa dalam wujud apa pun.
Bisa juga loh, kamu yang sebenernya nggak suka pakai sepatu high-heels, tapi demi pacar kamu, kamu bela-belain pakai. (padahal kamu lebih nyaman sama sepatu kanvas!):

Jadi, cinta selalu membutuhkan pengorbanan dong ya?
Jika dilihat dari beberapa contoh di atas sih bisa dikatakan demikian.

Namun menurut Erich Fromm, seorang filsuf, kita harus mengerti konsep pengorbanan dalam cinta dengan baik dan benar. Jangan salah loh mengartikan 'cinta itu butuh pengorbanan', menurut Fromm, jangan sampai kata 'pengorbanan' justru menjadi kamuflase untuk kita menutupi penderitaan batin kita dalam hubungan kita dengan si kekasih. Bisa jadi karena kita meyakini bahwa cinta membutuhkan pengorbanan, maka penderitaan yang kita alami kita tanggung sendiri dengan dalih tersebut. Yang akhirnya bisa saja membuat kita tersiksa sendiri. Ntar Cinta Ini Membunuhku lagi.

Jadi jangan sampai menyalahartikan kata 'pengorbanan' dalam cinta ya.
Jangan sampai karena kata tersebut, kita malah menjadi individu yang bodoh.
Kalau ada yang bilang,"Cinta itu buta", kamu nggak akan dibuat buta asalkan kamu selalu buka mata dan pakai logika kamu dalam menjalin suatu hubungan.

Yah, memang lika-liku cinta tidak akan pernah habis dimakan waktu. *tsah*
Maksudnya tidak pernah ada waktu yang cukup untuk membahas soal cinta.
Ada saja yang bisa dibicarakan soal hal satu ini.
Untuk soal yang satu ini (pengorbanan) sampai sini dulu deh.
Ntar dibahas lagi kapan-kapan. Hihihihi.

Selamat membaca, silakan berkomentar.
Mari berdiskusi. :)

Referensi : Dewi, Saras. 2009. Cinta Bukan Cokelat. Kanisius: Yogyakarta

No comments:

Post a Comment