09 April 2011

Kajian (ala kadarnya) tentang Pendidikan dan Etika

“Education is a social process. Education is growth. Education is, not a preparation for life; education is life itself.”

- John Dewey

Pendidikan merupakan bagian dari diri manusia yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Manusia yang terus menerus mengalami proses becoming memerlukan pendidikan dalam menjalani kehidupannya sebagai being yang memiliki kesadaran. Komponen-komponen seperti content of value, channel, direction, dan media merupakan komponen penting dalam kehidupan seorang individu manusia. Semua komponen tersebut dapat diperoleh manusia di dalam pendidikan. Baik melalui pendidikan secara formal, informal, dan juga non-formal. Unsur terpenting dari pendidikan itu sendiri adalah individu (being with consciousness) itu sendiri, yang menjalani kehidupannya.


Disadari atau tidak oleh seorang individu, pendidikan telah menjadi way of living bagi seluruh umat manusia dalam dunia ini. Pendidikan yang dimaksud dapat diperoleh melalui pendidikan secara formal, yaitu melalui institusi pendidikan, ataupun melalui kehidupan keseharian. Pendidikan, yang diperoleh individu melalui cara apapun, telah membantu manusia untuk menjalani kehidupan dengan lebih terencana. Karena seorang individu pastinya memiliki goal yang ingin dicapai di dalam kehidupan. Dan dapat dikatakan, pendidikan merupakan alat bantu bagi setiap individu untuk mencapai goal yang menjadi tujuan dalam hidup. Pendidikan sendiri berkaitan erat dengan konsep manusia yang terus-menerus berproses, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan juga terus berproses dan pendidikan juga membantu individu untuk berproses.


Lalu apa kaitan pendidikan dengan etika? Term ‘etika’ dalam pendidikan tidak dapat terlepas dari aspek axiologi dalam pendidikan. Aspek axiologi yang terdiri dari etika, estetika, dan logika merupakan faktor pendukung yang cukup besar dalam pendidikan. Keterkaitan antara satu term dengan term lainnya menunjang proses pendidikan. Jika ada salah satu aspek yang terlupakan maka tidak dapat dipungkiri proses pendidikan dalam kehidupan seorang individu kurang maksimal. Dalam tulisan ini, saya akan memaparkan pandangan atau opini pribadi tentang pendidikan dalam kaitannya dengan etika.


Kaitan antara etika dan pendidikan


Apa itu etika? Etika merupakan salah satu cabang filsafat yang mendasarkan pemikiran kritis pada ajaran dan pandangan moral dalam kehidupan manusia.[1] Etika merupakan ilmu yang mempelajari pemahaman di balik tindakan moral yang dilakukan oleh manusia. Etika secara garis besar mengajarkan kepada individu tentang perbuatan atau tingkah laku etis manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan manusia lainnya di dalam suatu komunitas ataupun sebagai makhluk berakal budi yang memiliki tujuan dalam hidupnya. Hal tersebut dapat dimengerti dalam bagaimana seorang individu dapat berpikir dan mengetahui tentang mana hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk.


Lalu apa kaitan pendidikan dengan etika? Kaitan pendidikan dengan etika tidak terlepas dari kata moral (dalam hubungannya juga dengan term “baik” dan “buruk”) dalam individu manusia. Manusia sebagai makhluk sosial, memiliki nilai-nilai moral yang tertanam dalam diri sejak kecil, yang tentunya diperoleh dari proses interaksi dalam masyarakat lingkup yang terkecil, yaitu, keluarga. Nilai-nilai moral yang diperkenalkan orang tua kepada anaknya sejak kecil merupakan pendidikan awal tentang nilai-nilai moral yang diterima oleh seorang individu tanpa harus terlebih dahulu memasuki institusi pendidikan (dalam hal ini dapat berlaku prinsip Education = Life). Sebagai contoh, sejak kecil Metha diajarkan oleh orang tuanya untuk tidak mengambil apapun yang bukan miliknya, karena hal tersebut bukanlah hal yang baik, itu dinamakan mencuri.


Apakah selesai sampai di situ? Tentu saja tidak. Manusia yang telah diperkenalkan tentang nilai-nilai moral sederhana dalam institusi keluarga akan mengalami perkembangan mengenai etika di dalam institusi pendidikan secara formal. Dalam hal ini, peranan logika sangat berkaitan erat dengan peranan etika dalam kehidupan manusia. Institusi pendidikana kan memacu kognitif individu manusia untuk memiliki keteraturan berpikir dan mengenal beberapa prinsip-prinsip ilmu pengetahuan melalui pelajaran-pelajaran yang diberikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan dan diterapkan. Kognitif berkaitan dengan pemikiran dan juga logika, maka seseorang yang kognitifnya terasah akan memiliki kemampuan berpikir yang berjalan sesuai dengan logikanya atau budinya. Dengan demikian, individu manusia yang terasah kemampuan kognitifnya akan memiliki pikiran yang berjalan dan memiliki kemampuan untuk berpikir tentang yang baik dan yang buruk dalam kesehariannya.


Dengan demikian dapat dilihat peranan pendidikan dalam kaitannya dengan etika. Pengasahan kemampuan kognitif, psikomotorik serta afektif dalam institusi pendidikan dapat membentuk individu yang menyadari nilai-nilai moral dalam kehidupannya, serta mengerti mana hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk. Pendidikan yang mengasah kemampuan kognitif individu manusia juga akan mengubah perbuatan/tingkah laku/perbuatan seorang individu manusia, Mengapa demikian? Kembali lagi karena telah memiliki kemampuan untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.


Kesimpulan


Pendidikan merupakan suatu yang memang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia yang terus berproses. Melalui pendidikan, baik dalam arti luas ataupun arti sempit, seorang individu dibentuk dan terbentuk menjadi pribadi yang memilki kemampuan kognitif, psikomotorik serta afektif yang terasah. Dalam hal ini, kemampuan kognitif yang terasah yang dipadukan dengan kemampuan afektif serta relasi dengan individu maunsia lainnya dalam institisi pendidikan akan membuat seorang individu manusia mengetauhi tentang hal yang baik dan hal yang buruk. Tentu saja hal dua tersebut sangat memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia, terkhusus dalam proses pencapaian tujuan hidup yang ingin dicapai. Maka dari itu, sangat penting bagi seorang individu untuk dapat memahami serta membedakan tentang hal yang baik dan buruk, dan mana diantara dua hal tersebut yang mendukung atau justru mengganggu proses pencapaian tujuan hidup yang ingin dicapainya.



[1] Magnis-Suseno, Franz. 1987. Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius.


No comments:

Post a Comment