09 April 2011

Dunia Maya

Seseorang pernah berkata,"Aktualisasi diri sesungguhnya adalah di dunia sesungguhnya (juga), bukan di dunia maya."

Seketika saya merasa diri saya ini manusia masal, yang tidak dapat lepas dari eksistensi dunia maya. Tidak dapat dipungkiri, saat ini dunia maya menjadi dunia kedua bagi sebagian orang. Tempat eksistensi diri berada, bukan hanya di dunia nyata, melainkan juga di dunia maya. Sempat merenung, kenapa dulu saya terjerumus ke dalam berbagai situs jejaring sosial. Mulai dari fs, fb, plurk, berbagai macam blog, formspring, hingga twitter. Tanpa sadar saya membelah (eksistensi) diri saya dalam beberapa bagian di dunia maya.

Apakah suatu hal yang lumrah atau suatu hal yang salah jika saat ini eksistensi seseorang juga ditentukan melalui dunia maya? Hmm. Eksistensi di sini dapat memiliki beberapa pengertian, eksistensi sebagai suatu "proses berada", ataupun dalam pengertian "eksis" (terkenal?). Kembali kepada seseorang yang mengatakan bahwa (menurutnya) aktualisasi diri sesungguhnya adalah di dunia nyata, maka apa yang dilakukan (dan dicari) oleh orang-orang yang memutuskan untuk mengaktualisasikan dirinya juga di dalam dunia maya? Apakah trend menjadi suatu faktor pendorong terkuat yang menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut?

Kemajuan teknologi membuat dunia maya menjadi dunia baru bagi manusia untuk mengaktualisasikan dirinya. Dapat(kah?) dikatakan menjadi trend masa kini untuk memiliki "identitas" maya di beberapa jejaring sosial. Berbagai media jejaring sosial menjadi sublimasi bagi sebagian orang untuk menuangkan apa yang dipikir hingga apa yang dirasa. Meski sering kali, sebagian orang tidak dapat menempatkan perkataannya sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh 'si' jejaring sosial. Maksudnya? Ya, pastinya sudah sering terlihat di salah satu jejaring sosial yang bertanya: "What's on your mind?" - seringkali, sebagian orang, menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban "What I feel".

Dunia maya dengan segala kelebihan dan kekurangannya menjadi suatu fenomena masa kini. Tidak hanya hal-hal positif yang dapat diperoleh dari dan melalui dunia maya, hal-hal negatif pun tidak dapat dihindari, cyber crime salah satunya. Jika cyber crime merupakan salah satu hal negatif yang merugikan, apakah 'pemalsuan' identitas di jejaring sosial termasuk kejahatan?

Memang pada akhirnya semuanya (akan) selalu kembali pada masing-masing individu. Dunia maya, bagi sebagian orang, bisa menjadi 'dunia' tempat eksistensi dirinya berada dan hidup. Namun bagi sebagian orang, dunia maya bisa jadi hanya sebuah ilusi belaka. Terlepas dari pandangan-pandangan tersebut, ada baiknya "ikut-ikutan trend" tidak menjadi alasan dari setiap kegiatan aktifitas hidup kita. Termasuk ketika kita memutuskan "membelah" eksistensi diri untuk "hidup" dalam dunia maya.

No comments:

Post a Comment