22 May 2010

Just my thought.

Semua yang ada itu kelihatan.
Tuhan itu tidak kelihatan.
Jadi, Tuhan itu tidak ada.


Silogisme di atas sahih dengan figur modus AEE (Pre-pre).


Logika.
Ilmu yang menantang kelurusan dan ketepatan nalar berpikir manusia. Logika sudah lama ada, Aristoteles dapat dikatakan 'founding father' ilmu ini. Sampai saat ini, logika masih dipelajari diberbagai institusi pendidikan. Baik secara khusus ataupun secara umum; secara tersirat ataupun tersurat. Kebetulan saya belajar secara khusus dan tersirat di jurusan saya. Karena berfilsafat juga membutuhkan ke-logis-an. :P

Sewaktu latihan mengerjakan soal. Saya sedikit terkejut melihat soal diatas. Dan tertawa bersama teman, bahkan sempat bersenda-gurau bahwa sang pembuat buku tidak percaya adanya Tuhan. Tapi tentu saja tidak serius, karena jelas itu hanya soal latihan untuk mata kuliah Logika. Tapi jujur, dalam pikiran dan lubuk hati, saya terus berpikir tentang silogisme tersebut. Iya, secara struktur memang sahih. Tapi jika di luar konteks struktur? Kalo yang belajar filsafat mungkin tidak terlalu masalah pas melihat susunan kalimat tersebut. Tapi yang tidak? Saya mulai berpikir. Tentang kaitan antara ke-logis-an suatu struktur logika dengan keadaan yang ada. Karena yang sering kita temui dalam kehidupan nyata kadang di luar logika.

Semua yang ada itu kelihatan.

Yang ada itu apa? Ada karena memang benar-benar ada, atau 'ada' yang lain? Dari struktur dalam premis mayor di atas, (tampaknya) ada yang dimaksud adalah ada yang memang ada. Dan di luar struktur logika, yang ada memang kelihatan bukan? Tapi bisa saja yang ada itu tidak terlihat. Tersembunyi misalnya. Tapi itu pasti bukan ada lagi kalo tersembunyi, itu berarti tidak ada.

Tuhan itu tidak kelihatan.

Benar bukan? Tuhan memang tidak terlihat. Dia yang besar dan dipuja umat beragama itu memang tidak pernah terlihat. Kalaupun dapat terlihat, tentu melalu mata hati dan iman percaya. :P

Jadi, Tuhan itu tidak ada.

Ini dia kesimpulan yang membuat saya berpikir. Jadi apa benar kesimpulan tersebut? Oke. Kalau yang taat dan kuat beragama pasti dengan yakin menjawab kesimpulan itu jelas salah. Saya juga sebagai orang beragama dan beriman, mengetahui bahwa kesimpulan tersebut memang kurang tepat. Tapi di situ point-nya. Di situ letak keunikan pola pikir manusia, menurut saya. Pola pikir saya dan anda, manusia. Saya tahu bahwa struktur premis mayor dan premis minor di atas benar, karena menghasilkan kesimpulan dalam struktur yang benar dan tepat secara logika. Pikiran berkata benar, tapi hati nurani merasa ada yang janggal. Sesuatu yang nampaknya mengganggu. Itukah iman?

Jika dipikirkan lagi, saya merasa itu hanya sesuatu yang terasa tidak cocok dengan apa yang selama ini saya tahu dan percaya. Selama saya beragama saya percaya bahwa Tuhan ada dan mendengarkan saya dan selalu melihat saya dari atas sana. Lalu saat mengerjakan soal logika tersebut, saya merasa ada yang janggal. Ya, janggal. Karena selama ini saya percaya Tuhan itu ada. Tapi lagi-lagi ada yang mengganggu pikiran saya. Kenapa saya bisa seyakin itu? Kenapa saya bisa percaya dan yakin bahwa memang apa yang selama ini saya percaya itu benar-benar ada. Bahwa Tuhan memang ada.

Apa yang membuat saya bisa merasa bahwa Tuhan membantu dan menyertai saya? Iman-kah? Lalu apa itu sebenarnya definisi dari kata iman? Apa yang membuat manusia dapat beriman? Mengapa manusia dapat mengatakan bahwa Tuhan menyertai, melindungi, menolong, dan memberkati dirinya? Bagaimana bisa? Bisa saja itu hanya thought dari manusia semata. Mengapa? Mengapa manusia, lebih tepatnya saya, mengapa saya dapat berpikir dan merasakan hal-hal demikian? Iman-kah? Jujur, saya bosan dengan jawaban iman. Saya butuh jawaban yang lain. Karena saya rasa kita perlu keluar dari pola pikir religius untuk menjawab segala keanehan dalam fakta yang ada.

Mutlak.
Ya, mutlak.
tuhan-iman-agama.
Itu jawaban mutlak.



Tulisan bersifat opini pribadi.
Contoh soal silogisme diambil dari : Hayon, Y.P.2000. Logika: Prinsip-prinsip Bernalar Tepat, Lurus, dan Teratur. Jakarta: ISTN.
Picture :
http://wisdomquarterly.blogspot.com/2009/10/does-god-exist.html

No comments:

Post a Comment